Selasa, 13 Maret 2012

Apa Alasan Orang Melakukan Korupsi?

Seakan-akan sudah menjadi tradisi, korupsi kian merajalela dan sangat sulit untuk dimusnahkan. Tiap saat selalu saja ada berita yang tentang korupsi di Negara ini. Dari pejabat, selebritis dan bahkan orang biasa saja.


Bingung apa bila harus mengkaji penyebab mengapa orang melakukan korupsi. Bila ekonomi dan kebutuhan hidup mejadi faktor yang menyebabkan orang melakukan korupsi, ternyata pelaku korupsi sekarang ini kebanyakan orang-orang punya kekayaan yang melimpah. Contoh saja para anggota DPR yang terlibat korupsi, para selebritis yang terlibat korupsi, para pejabat Negara yang melakukan korupsi, kesemuanya itu bukan karena ekonomi mareka lemah. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup mareka, terpaksa mareka melakukan korupsi.Mareka semua itu memiliki harta yang sangat cukup, sehingga kondisi ekonomi dan kebutuhan hidup tidak bisa dijadikan alasan orang melakukan korupsi.


Nah apa sih yang menjadi alasan utama orang melakukan korupsi??


Dari beberapa berita tentang korupsi dan pengalaman yang ku temui tentang korupsi, ternyata faktor utama adalah kekuasaan yang menimbulkan niat dan kesempatan untuk melakukan korupsi. Ketika seseorang menduduki jabatan tinggi atau tertinggi pada sebuah lembaga. Baik lembaga pemerintah maupun lembaga swasta. Dengan posisi tersebut, ia memiliki kekuasaan penuh terhadap pengelolaan dan asset yang dimilki. Sehingga memunculkan niat dan kesempatan yang luas bagi orang untuk melakuka korupsi. Dengan jabatan juga bisa merubah sifat seseorang dari bersifat jujur, baik, berupah menjadi orang yang tidak jujur dan berlaku sewenang-wenangnya.


Salah satu contoh, ketika seseorang belum menjadi anggota DPR dan sesudah menjadi anggota DPR. Ketka belum menjadi anggota DPR dan mencalonkan diiri, luar biasa sekali sifat kebaikannya. Seakan-akan dial ah manusia yang paling bersih di dunia ini. menjelek-jelekkan orang laian dan berjanji akan memberantas dan tidak akan melakukan tindak pidana korupsi. Namun apa hasilnya, ketika menjadi anggota DPR, tidak sedikit yang lupa dengan komitmennya dan menyalahgunakan jabatannya itu untuk melakukan korupsi dan memperkaya diri.


Di lembaga swasta juga demikian. Ketika seseorang menduduki jabatan tertinggi seperti kepala, ketua, diriktur atau apa lah bahasanya kerennya, banyak yang menyalahgunakan kedudukannya tersebut untuk memeperkaya diri dengan melakukan korupsi.


Salah satu contoh, ada seseorang yang ku kenal sangat luar biasa hebatnya. Selain pintar, dia juga juga taat beribadah. Nilai-nilai kejujuran menjadi panduannya untuk bersikap. Bukan hanya sepatas jujur, perhatiannya terhadap sesama juga luar biasa. Murah senyum, tidak sombong dan peduli terhadap kondisi di sekitarnya. Pokonya sangat luar biasa sekali.


Sifat-sifat hanya ada ketika dia masih berada di bawah. Masih menduduki posisi ketua bidang di sebuah lembaga swasta terkenal. Karena sifat luar biasa yang dia miliki tersebut, akhirnya pada suatu waktu dia mendapatkan kepercayaan menduduki jabatan tertinggi di lembaga tersebut. Karena memang ada batas waktu atau priode ketika seseorang menduduki jabatan tertinggi atau pimpinan di lembaga tersebut. Banyak orang menaruh harapan kepadanya supaya bisa mengembangkan lembaga tersebut menjadi lebih baik lagi.


Namun apa yang terjadi ketika dia menjadi pimpinan di lembaga tersebut. Sedikit demi sedikit sikapnya berubah. Dari yang dahulunya sangat peduli dengan sesama, berubah menjadi sangat otoriter dan egois. Bahkan dengan bawahannya saja dia main perintah-perintah saja dan melalaikan kewajibannya. Dia selalu menuntut kewajiban bawahan tanpa memperhatikan hak-hak bawahannya. Sifat jujurnya berubah menjadi sangat tidak jujur, dimana dia melakukan korupsi atas keuangan lembaga untuk kepentingan pibadinya.


Dari dua hal di atas, bisa di simpulkan bahwa kedudukan atau jabatan menjadi faktor seseorang melakukan korupsi. Karena kedudukan dan kekekuasaan itu memberi peluang kesempatan dan niat untuk melakukan kejahatan. Wajar saja ketika sekarang ini orang banayak berambisi untuk menempati posisi stategis untuk bisa lebih mensejahtrakan hidupnya seperti posisi anggota DPR atau Pimpinan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar