Sabtu, 03 Maret 2012

Akibat Banyak Makan Cokelat untuk Kesehatan



Para wanita berusia paruh baya yang mengonsumsi cokelat dalam bentuk dark chocolate sekali atau dua kali sepekan dapat mengurangi risiko gagal jantung. Namun mereka yang menyantap cokelat setiap hari tak mendapat manfaat yang sama, demikian menurut sebuah studi.

Studi yang dilakukan di Boston dan telah diterbitkan di jurnal American Heart Association, mengkaji 32 ribu responden wanita Swedia yang berusia antara 48 dan 83 tahun selama sembilan tahun. Pakar diet menyatakan mengonsumsi cokelat terlalu sering malah berefek merusak dan tidak sehat bagi tubuh.

Studi juga mencatat bahwa satu atau dua sajian cokelat, sekitar 19 hingga 30 gram, per pekan dapat mengurangi risiko gagal jantung hingga 30 persen. Angka itu turun menjadi 26 persen ketika seseorang hanya memakan cokelat satu hingga tiga kali setiap bulannya.

Namun, mereka yang menyantap cokelat setiap hari malah tak terlihat mengalami penurunan risiko gangguan jantung sama sekali. Peneliti menyimpulkan efek pelindung pada cokelat akan berkurang bila menyantap kurang dari atau lebih dari ukuran optimal, yakni satu atau dua kali sajian dalam sepekan.

Mengapa terlalu banyak cokelat justru berbahaya? Pasalnya cokelat mengandung kadar gula dan lemak tinggi yang dapat memicu kenaikan bobot seseorang, demikian menurut para periset. Namun, menurut studi sebelumnya, cokelat juga mengandung konsentrasi senyawa flavonoid dalam kadar tinggi yang dapat mengurangi tekanan darah dan melindungi dari serangan jantung,

Para periset mengatakan ini adalah kali pertama efek jangka panjang terhadap gagal jantung terungkap dalam studi. "Anda tidak dapat mengabaikan bahwa cokelat merupakan makanan berkalori tinggi dan kebiasaan mengonsumsi dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko penambahan berat badan," ujar pemimpin studi sekaligus direktur Unit Riset Epidemiologi Kardiovaskular di Boston, Murray Mittleman.

"Namun jika anda ingin mengemil manis, cokelat gelap mungkin adalah pilihan baik, selama dikonsumsi secara moderat," ujarnya.

Perbedaan kualitas cokelat juga berpengaruh dalam hasil studi, demikian menurut periset. Dalam kalimat lain, semakin tinggi kadar cokelat maka ia memiliki manfaat lebih besar.

Meski cokelat yang dikonsumsi wanita Swedia dalam studi adalah cokelat susu, namun ia mengandung konsentrasi cokelat solid tinggi--sekitar 30 persen. Kadar itu setara dengan cokelat gelap (dark chocolate) menurut standar Inggris.

Dark chocolate mengandung hingga 75 persen kakao. Sedangkan cokelat susu biasa bisa jadi hanya memiliki 25 persen kakao atau bahkan kurang.

Pakar diet senior di Yayasan Jantung Inggris, Victoria Taylor, mengatakan studi menunjukkan pentingnya penemuan terhadap keseimbangan asupan yang tepat dalam diet.

"Sebelum anda menyobek sebungkus cokelat, ingatlah, meski ada kandungan antioksidan tinggi dalam cokelat yang mungkin baik bagi jantung anda, unsur tersebut juga dapat ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran. Kabar baiknya, mereka tidak mengandung lemak jenuh dan kalori tinggi seperti dalam cokelat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar